Beberapa hari lamanya si Nenek Penyihir bertapa, memohon petunjuk Dewi Kejahatan.Tak lama berselang, petunjuk pun datang.Si Nenek diminta pergi ke puncak gunung, membawa tempurung kelapa berisi air cucian beras.Tapi, belum lagi sampai tujuan, nenek jahat itu terpeleset jatuh.
Tempurung berisi air cucian beras terlempar dan isinya betumpahan.Seketika itu juga terjadi keajaiban.Di setiap tempat yang terkena air cucian beras terbentuk dan bermunculan kawah baru.Nenek itu sangat marah, lalu memukul batu yang menyebabkannya tersandung dan jatuh.
Batu itu hancur berkeping-keping. Bersamaan ini dengan muncul asap putih yang perlahan membentuk sesosok gadis cantik. Dari ujung kepala hingga kaki, sang gadis mengenakan aneka perhiasan emas. Gadis itu tak lain Dewi Mala, yang memang amat suka benda-benda dari emas.
Si Nenek jahat mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi.Dewi Mala tidak tinggal diam dan terjadilah perkelahian seru. Si Nenek dan Dewi Mala sama-sama terhempas dan tewas!Keajaiban kembali terjadi.Perhiasan emas yang dikenakan Dewi Mala kembali ke bentuk semula, menjadi logam biasa. Konon, hingga sekarang, bila seseorang berkunjung ke tempat terjadinya kisah ini dengan mengenakan perhiasan emas, kadar emas yang dikenakannya akan turun. Sementara, kawah-kawah yang terbentuk akibat tumpahan air beras, Pemberian nama Sileri sendiri konon diambil dari air kawah yang berwarna putih keabuan yang mirip dengan air leri (air dari cucian beras), sehingga akhirnya kawah tersebut diberi nama Kawah Sileri.
Walaupun masih minim dengan fasilitas pendukung, Kawah Sileri ini tetap menjadi alternatif obyek wisata yang wajib dikunjungi di Dataran Tinggi Dieng. Pemandangan yang disuguhkan oleh kawah ini tak kalah cantik dengan pemandangan obyek wisata lain di Dieng. Hamparan kawah seluas kurang lebih 2 hektar ini selalu tertutup oleh kepulan asap berwarna putih dengan bau belerang yang khas seolah tak pernah berhenti menyelimuti permukaan kawah.
Di balik minimnya fasilitas yang ada, Kawah Sileri menyuguhan pemandangan alam yang menawan. Hamparan perbukitan hijau dengan pohon-pohon yang tumbuh subur serta hamparan perkebunan warga yang mengelilingi kawah akan memanjakan mata. Di sekitar Kawah Sileri ini rerumputan dan pepohonan justru dapat tumbuh dengan subur.Di balik pesonanya, Kawah Sileri merupakan kawah paling berbahaya di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Jika dilihat dari sejarahnya, kawah ini mengalami beberapa kali letusan vulkanik mulai dari tahun 1944, 1964, 1984, 2003, dan terakhir pada tahun 2009 di mana ledakan Kawah Sileri ini mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan alam di sekitarnya. Tanda peringatan bahaya memang sudah dipasang di sekitar kawah.
Jika dilihat dari sisi yang berbeda, kesan tak terurus obyek wisata Kawah Sileri ini dapat menimbulkan kesan alami nan "liar". Akan lebih baik jika pemerintah beserta pihak-pihak terkait memperbaiki fasilitas di obyek wisata Kawah Sileri ini untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan dan juga dapat meningkatkan jumlah kunjungan.Dalam sebuah manajemen pariwisata memang diperlukan sinergi hubungan antara pemerintah, masyarakat, serta wisatawan itu sendiri untuk menjaga fasilitas yang ada di obyek wisata
Thanks for reading & sharing Berbagi Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Hiburan
0 comments:
Post a Comment